Sabtu, 29 Maret 2014

PROFIL MA.DAARUL HIKMAH PAMULANG







PROFIL MA.DAARUL HIKMAH PAMULANG



MA Daarul Hikmah Pamulang

Yayasan Pendidikan Islam Daarul Hikmah adalah lembaga pendidikan yang berciri khas  “Islam” yang bertujuan menyiapkan penerus bangsa yang unggul, cerdas, terampil dan memiliki akhlakul karimah serta respon terhadap dinamika pendidikan baik nasional maupun global. Dengan penerapan disiplin yang tinggi dan ditunjang dengan fasilitas tang memadai, Madrasah Aliyah DAARUL HIKMAH terus mengadakan inovasi dan secara kontinyu berusaha menghasilkan lulusan yang berkualitas, memiliki dasar-dasar IPTEK dan IMTAQ

 

Visi MA Daarul Hikmah Pamulang

“Terwujudnya Lulusan yang bermutu, berilmu, berakhlak mulia serta memiliki Life Skill” 


Misi MA Daarul Hikmah Pamulang

      Terwujudnya lulusan yang bertakwa kepada Allah, Tuhan
               Yang Maha Esa
       Terwujudnya lulusan yang memiliki jiwa kepemimpinan
       Menumbuhkan penghayatan ajaran agama islam dan
               budaya bangsa sehingga terbangun siswa yang kompeten
               dan berakhlak mulia
       Terwujudnya lulusan yang memiliki keahlian dalam bidang
               multimedia
       Memotivasi siswa untuk mengembangkan petensi diri
               sehingga dapat berkembang secara optimal.

Tujuan MA  Daarul Hikmah

1. Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan dan
    keterampilan peserta didik dan warga sekolah
2. Unggul dalam penerapan ilmu agama,ilmu
    pengetahuan umum dan teknologi serta memiliki
    keterampilan
3. Unggul dalam perolehan UAN
4.Unggul dalam persaingan masuk ke jenjeng
    perguruan tinggi
5.Unggul dalam kebersihan dan penghijauan
    madrasah



Strategi MA Daarul Hikmah
        
Untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan maka MA Daarul Hikmah menerapkan beberapa strategi diantaranya :
  1. Menjadikan Madrasah sebagai zona Eksklusif pendidikan
  2. Mengembangkan pendidikan yang berdasar pada pendidikan  Agama(Religius Basic Education),Budaya (Culture Basic Education),dan sains (Science Basic Education) serta pendidikan keahlian (Skill Education)
  3. Mengembangkan pengajaran pendidikan yang aktif,kreatif dan meyenangkan serta memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
  4. Melakukan pembinaan terhadap tenaga pendidikan dan kependidikan
  5. Melakukan evaluasi setiap semester
  6. Meningkatkan  sarana pendidikan

Kegiatan osis
Kegiatan osis ( MOS )

 












Kegiatan Bakti Sosial (Baksos)













  • Kejuruan
·         MA Daarul Hikmah mempunyai dua Jurusan yaitu :

  1. IPA
  2. IPS

·         MA Daarul Hikmah mempunyai program Ekstrakurikuler yaitu :

  1. Karateka
  2. Hadroh
  3. Komppa (komunitas pelajar pecinta alam)
  4. Futsal




.karateka











.Tim Hadroh










.(KOMPPA)
Komunitas Pelajar pecinta alam











.futsal



Senin, 17 Maret 2014

Merendahkan Suara (Khafdhush Shaut)

Merendahkan Suara (Khafdhush Shaut) Manusia secara alami lebih cenderung kepada kebaikan, kuat potensi fitrahnya, hidup hati nuraninya, dan lebih condong pada sikap dasar manusia. Manusia berubah dari sifat dasar kemanusiaan menyamai perilaku binatang karena dipengaruhi oleh lingkungan dan tentunya musuh abadinya, yaitu iblis. Karena itu Islam diturunkan di muka bumi adalah dalam rangka untuk menjaga bangunan akhlak manusia dan menyempurnakan kepribadian manusiawi mereka. Pesan ini ditegaskan sendiri secara langsung oleh Rasulullah saw dalam sabdanya, أبى هريرة رضى الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم انما بعثت لاتمم مكارم الاخلاق عن “Saya hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” Bahkan akhlak yang mulia menjadi cermin kekuatan dan ketinggian iman seseorang. Dengan kata lain, semakin baik akhlak seseorang, semakin terpuji moral seseorang, itu menunjukkan kadalaman dan kualitas imannya. Keduany laksana dua sisi mata uang. Rasulullah saw bersabda, عن أبى هريرة رضى الله عنه ان رسول الله صلى الله عليه وسلم قال اكمل المؤمنين ايمانا احسنهم خلقا “Paling sempurna keimanan seorang mukmin adalah yang paling baik akhlaknya.” Kalau ditelusuri secara mendalam, bahwa semua peribadatan yang diperintahkan Allah swt adalah dalam rangka untuk membentuk akhlak mulia dan kepribadian yang mempesona. Sehingga ritual ibadah bukanlah kosong tanpa makna, ketaatan bukan kering tanpa ruh, gerakan dan ucapan bukan tanpa arti. Ibadah shalat misalnya, shalat yang dilaksanakan dengan benar sesuai ketentuannya akan mampu melahirkan bagi pelakunya benteng-benteng akhlak yang berlapis. Tidak hanya menjadi pribadi yang baik, bahkan mampu menjaga pelakunya dari kejahatan dan kemunkaran. Allah swt berfirman, “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” QS. Al Ankabut : 45 Salah satu bentuk akhlak mulia itu adalah khafdhus shauth. Pengertian Khafdhus Shaut Khafdhus Shauth berasal dari dua akar kata. Khafdhu dan shauth. Khafdhu artinya merendahkan atau meneduhkan. Shauth artinya suara atau omongan. Khafdhus Shaut berarti merendahkan suara saat berbicara, bercakap, berkomunikasi bahkan ketika berdo’a dan melaksanakan taqarrub ilallah swt. Lisan atau lidah adalah sarana yang fital dan mudah digunakan. Fital karena sebagai penyampai maksud dan informasi dan mudah karena boleh jadi lisan mengucapkan tanpa disadari oleh pelakunya alias asbun. Karena itu Rasulullah saw memberi taujih atau arahan bagaimana seharusnya menggunakan lisan dalam sabdanya, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir hendaklah ia berkata baik atau diam.” HR. Bukhari Maskud lain hadits ini adalah jika berbicara itu dengan menghormati orang yang diajak berbicara, memperhatikan keselarasan intonasi suara, tidak meledak-ledak yang menunjukkan sikap emosional dan hawa nafsu dalam dirinya, sekaligus tidak terlalu rendah sehingga tidak bisa didengar. Jika tidak bisa melakukan hal yang demikian, hendaklah diam. Dalam kesempatan yang lain beliau bersabda, عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ وَقَاهُ اللَّهُ شَرَّ مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَشَرَّ مَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ “Barangsiapa yang Allah jaga dari keburukan apa yang diakibatkan dari lisan dan kemaluan , ia akan masuk surga.” Bentuk menjaga lisan di sini juga berarti merendahkan suara, selain juga tidak menyakiti orang lain, adu domba atau berkata jorok. Merendahkan suara tidak hanya ketika berhubungan dengan sesama manusia, namun juga berhubungan dengan Sang Pencipta. Mislanya ketika shalat, berdo’a dan ibadah taqarrub lainnya. Allah swt berfirman, ”Katakanlah: “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, dia mempunyai Al Asmaaul Husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu.” Al Isra’ / 17 : 110. ”Yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut.” Maryam / 19 : 3. ”Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” Al A’raf / 7 : 55 Lembutkan Hati Tampilan lahiriyah seseorang menunjukkan kondisi hati sebenarnya orang tersebut, dan pengungkapan dzahir seseorang mewakili isi hatinya. Rasulullah saw menegaskan hal ini dalam sabdanya, وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ ”Ingatlah bahwa dalam diri seseorang ada segumpal daging, jika daging itu baik maka seluruh anggota badan akan baik, jika sepotong daging itu buruk maka buruklah seluruh anggota badan. Ingatlah bahwa sepotong daging itu adalah hati.” Disini nampak pentingnya mengkondisikan suasana hati. Suasana hati senantiasa dalam dzikrullah, ketaatan dan pengawasan Allah swt. Jika suasana hati tidak diisi dengan hal yang demikian, maka pasti ia akan diganti oleh setan dengan hal-hal yang buruk. Bentuk tipu daya setan bisa berupa mengumbar omongan, mengeraskan pembicaraan dan tidak menghormati orang lain. Padahal Allah swt memerintahkan kita untuk menjaga lisan dan tidak mengumbarnya apalagi berkata yang tidak baik, sehingga akan menodai kepribadiannya. ”Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” Lukman : 19 Bentuk tipu daya setan yang lain adalah amarah dan dendam kesumat. Amarah dan dendam kesumat akan mengeraskan dan menodai hati. Makanya Rasulullah saw ketika dimintai nasehat oleh salah seorang sahabatnya tentang urusan agama –yang sangat kompleks- namun beliau jawab dengan singkat, hanya dua kata, ”Jangan marah”. عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَال جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ عَلِّمْنِي شَيْئًا وَلَا تُكْثِرْ عَلَيَّ لَعَلِّي أَعِيهِ قَالَ لَا تَغْضَبْ فَرَدَّدَ ذَلِكَ مِرَارًا كُلُّ ذَلِكَ يَقُولُ لَا تَغْضَبْ Dari Abu Hurairah berkata, seseorang datang menemui Rasulullah saw dan meminta diajarkan perkara agama dan ia meminta untuk tidak banyak-banyak sehingga tidak memberatkan, maka Rasulullah saw menjawab, “Jangan marah. Orang itu bertanya sampai tiga kali, dan dijawab Rasulullah saw dengan jawaban yang sama, “Jangan marah.” Menghindari Fitnah Bagaimana dengan muslimah ? Apa batasan merendahkan suara ? Suara bagi muslimah adalah aurat yang harus dijaga. Batasan merendahkan suara bagi mereka adalah ketika suara itu tidak mendorong orang yang mendengarnya untuk menggoda dan melakukan perzinahan. Allah swt berfirman, “Hai isteri-isteri nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik.” Al Ahzab / 33 : 32. Ayat ini tidak hanya berkenaan dengan istri-istri Nabi, tapi berlaku untuk kaum muslimah secara keseluruhan. Kalau kita lihat kejadian-kejadian yang menimbulkan perselisihan, pertengkaran bahkan saling membunuh lebih banyak karena kelancangan lisan dan terlukainya hati. Untuk menghindari itu, Islam telah menetapkan cara antisipasi berupa: anjuran untuk merendahkan suara, menaham amarah, dan berdiam diri. Nash-nash yang dibahas di sini serta contoh konkrit Nabi Muhammad yang akan dibahas menjadi bukti Indahnya Islam tersebut. Teladan Rasul Sungguh dalam diri Rasul ada suri teladan yang baik. Inilah jenak-jenak kehiduapn beliau yang indah yang seyognya diteladani oleh setiap orang. Tatkala beliau ditarik selendangnya dengan kasar oleh seorang yahudi dan menagih utangnya dengan tidak sopan, Rasul tidak membalas dengan ucapan menghardik atau pekikan marah. Justru umar yang dengan tegasnya meminta agar dirinya memenggal kepala orang yang tidak sopan itu. Rasul hanya bertanya padanya, Berapa tanggungan saya ? Dan akhirnya beliau menyuruh sahabatnya untuk mengambilkan uang di Baitul Mal kaum muslimin dan melunasinya. Rasul juga tidak pernah membalas perlakuan orang-orang musyrik Quraisy yang setiap hari menyakitinya dengan sumpah serapah atau umpatan amarah. Atau perlakuan Rasul terhadap seorang yahudi yang buta yang setiap hari mengumpat beliau setiap kali melewatinya saat akan melaksanakan shalat. Justru Rasul menyuapinya dengan sangat perhatian dan kelembutan. Sepeninggal Rasul, si yahudi ini heran, orang yang sekarang menyuapi dirinya dirasakan tidak sama dengan orang yang sebelumnya. Abu Bakar yang menyuapinya menggantikan Rasul menjawab, ”Yang anda maksud adalah Muhammad utusan Allah.” Seakan disambar petir di siang bolong, ia terkesima; orang yang selama ini saya jelek-jelekkan, menyuapi dirinya dengan tekun. Sungguh ajaran yang dibawanya sangat mulia. Ketika itu ia mengucapkan Syahadat.” Bagaimana Rasulullah saw berkomunikasi dengan keluarganya ? Dengan anak-istrinya ? Kita temukan di banyak riwayat bahwa beliau selalu berkata lembut, ramah, dan panggilan kasih sayang. Dengan istri-istrinya beliau selalu menyenangkan dan membahagiakan mereka dalam beragam bentuknya. Dengan anak-anak, beliau selalu mengecup kening dan mencium pipi dengan kasih sayang. Merendahkan suara, jauh dari sikap kasar dan omongan menyakitkan. Hikmah Merendahkan Suara 1. Menyebabkan kasih sayang Allah swt. Bahwa salah satu bentuk kasih sayang terhadap orang lain adalah berkata sopan dan merendahkan suara. عن عبد الله ، رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « ارحم من في الأرض يرحمك من في السماء » « هذا حديث صحيح الإسناد ولم يخرجاه » “Orang-orang yang mengasihi akan dikasihi Ar Rahman. Sayangilah orang yang berada di muka bumi, pasti yang di langit akan mengasihimu.” 2. Menunjukkan tingginya kepribadian dan akhlak mulia, yang berarti menjadi mulia di sisi Allah swt, “Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” Al Hujurat : 13 3. Menumbuhkan kecintaan dan kedekatan. فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيُوَقِّرْ كَبِيرَنَا “Tidak termasuk umatku, orang yang tidak menghormati yang tua dan tidak menyayangi yang muda.” . Bentuk kecintaan dan kedekatan adalah merendahkan suara terhadap yang tua dan mengasihi yang lebih muda. Allahu a’lam.

Sabtu, 15 Maret 2014

tafadhol.. ingin tau manfaat tauhid??

PENGARUH & MANFAAT TAUHID Tauhid secara bahasa artinya adalah Mengesakan. Sedangkan menurut istilah, tauhid adalah Mengesakan Allah dalam Uluhiyah, Rububiyah, Nama-Nama dan Sifat-Sifat-Nya. Dari definisi ini menjadi jelas bagi kita bahwa: 1. Tauhid yang murni akan terwujud jika Tuhan disembah (ilah) hanya satu, tidak bermacam-macam. 2. Tauhid yang murni juga akan terwujud jika terdapat keyakinan bahwa Pencipta, Pemberi rizki dan Pengatur alam ini hanya satu, tidak ada sekutu dalam penciptaan dan menghidupkan sebagaimana yang diyakini orang-orang Nashrani bahwa Isa ‘alaihissalam dapat menciptakan, menghidupkan dan mematikan. 3. Tauhid yang murni juga akan terwujud jika berkeyakinan bahwa Allah memiliki Nama-Nama yang Mulia dan Sifat-Sifat yang Agung, tidak ada sekutu bagi-Nya di dalam Nama-Nama dan Sifat-Sifat tersebut. Layak diketahui bagi setiap hamba Allah, bahwa setiap yang Allah wajibkan memiliki pengaruh dan manfaat yang tampak pada mereka. Dan tauhid merupakan perintah yang paling utama yang Allah wajibkan kepada segenap hamba-Nya. Pengaruhnya positif dan hasilnya tentu sangat besar. Tidak ada sesuatu yang pengaruhnya sangat baik, buahnya segar dan keutamaannya bermacam-macam seperti yang ada pada tauhid, karena kebaikan dunia dan akhirat merupakan buah dan keutamaan tauhid. Di antara manfaat tauhid adalah: 1. Tauhid merupakan sebab paling utama terhapusnya dosa dan kesalahan. Dalilnya adalah hadits Anas radhiallahu ‘anhu, beliau berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Allah Ta’ala berfirman: ‘Wahai anak adam, seandainya engkau mendatangi-Ku dengan sepenuh bumi dosa, kemudian engkau menemui-Ku dalam keadaan tidak menyekutukan Aku sedikitpun –yakni beertauhid-, maka Aku akan mendatangimu dengan sepenuh itu pula ampunan’”. (Riwayat Tirmidzi [V/548, no. 3540], Ibnu Majah [II/1255, no.3821], dan Ahmad [V/147, 148, 153, 154, 155]). Demikian pula dengan hadits nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, beliau bersabda: “Siapa yang bersaksi (bersyahadat) bahwa tidak ada tuhan yang disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan (bersaksi) bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, dan bahwa Isa adalah hamba Allah dan Rasul-Nya serta Kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam dan roh dari-Nya, dan (bersaksi) bahwa surga adalah haq, neraka adalah haq; Allah akan masukkan dia ke dalam surga-Nya apapun amal yang ada padanya”. (Riwayat Bukhari [VI/474, no. 3435], Muslim [I/57, no. 28]). Hadits ini menunjukkan bahwa Allah mengampuni dosa-dosa seorang hamba dengan sebab tauhidnya yang murni. Adakah manfaat di akhirat yang lebih besar dari ini? 2. Tauhid membebaskan seorang hamba dari perbudakan makhluk dan ketergantungan, ketakutan dan kepasrahan terhadap mereka serta beramal untuk mereka. Hati seorang yang bertauhid selalu bergantung kepada Rabb-nya, Pencipta langit dan bumi yang di Tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu. Inilah harga diri yang hakiki dan kemuliaan yang agung. Seorang yang bertauhid selalu beribadah hanya kepada Allah, tidak mengharapkan kepada selain-Nya dan tidak takut kecuali kepada-Nya. Sehingga dengan demikian, kesuksesan dan keberhasilannya kian terealisir. 3. Tauhid merupakan satu-satunya sebab untuk mengggapai ridho Allah Ta’ala, cinta dan pahala-Nya. Berbeda dengan syirik yang merupakan sebab turunnya siksa Allah, kemurkaan dan kepedihan azab-Nya. Firman Allah Ta’ala: “Kamu tidak akan mendapat suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah yang beruntung.” (QS. Al-Mujadilah: 22). 4. Tauhid yang telah tertanam mantap dalam hati seseorang hamba akan meringankannya dari segala kesulitan, musibah, kepedihan dan kesedihannya. Jika seseorang menyempurnakan tauhid dan keimanannya, dia akan menghadapi kesulitan dan kepedihannya dengan hati yang sabar, jiwa yang tenang, dan menerima serta ridha dengan taqdir Allah. Allah telah memuji orang yang bertauhid ketika mereka menerima musibah. Allah Ta’ala berfirman: “(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka menggucapkan ‘Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’un’. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat pujian.” (QS. Al-Baqarah: 156-157). Rujukan: Kitab “Tauhid, Urgensi dan Manfaatnya”, yang ditulis oleh DR. Umar bin Su’ud al-‘Ied dan diterbitkan oleh Al-Maktab at-Ta’awuni Lid Da’wah wal Irsyad wa Tau’iyatil Jaliat bi as-Sula

tafdhol.. ingin tau manfaat ilmu tauhid???

PENGARUH & MANFAAT TAUHID Tauhid secara bahasa artinya adalah Mengesakan. Sedangkan menurut istilah, tauhid adalah Mengesakan Allah dalam Uluhiyah, Rububiyah, Nama-Nama dan Sifat-Sifat-Nya. Dari definisi ini menjadi jelas bagi kita bahwa: 1. Tauhid yang murni akan terwujud jika Tuhan disembah (ilah) hanya satu, tidak bermacam-macam. 2. Tauhid yang murni juga akan terwujud jika terdapat keyakinan bahwa Pencipta, Pemberi rizki dan Pengatur alam ini hanya satu, tidak ada sekutu dalam penciptaan dan menghidupkan sebagaimana yang diyakini orang-orang Nashrani bahwa Isa ‘alaihissalam dapat menciptakan, menghidupkan dan mematikan. 3. Tauhid yang murni juga akan terwujud jika berkeyakinan bahwa Allah memiliki Nama-Nama yang Mulia dan Sifat-Sifat yang Agung, tidak ada sekutu bagi-Nya di dalam Nama-Nama dan Sifat-Sifat tersebut. Layak diketahui bagi setiap hamba Allah, bahwa setiap yang Allah wajibkan memiliki pengaruh dan manfaat yang tampak pada mereka. Dan tauhid merupakan perintah yang paling utama yang Allah wajibkan kepada segenap hamba-Nya. Pengaruhnya positif dan hasilnya tentu sangat besar. Tidak ada sesuatu yang pengaruhnya sangat baik, buahnya segar dan keutamaannya bermacam-macam seperti yang ada pada tauhid, karena kebaikan dunia dan akhirat merupakan buah dan keutamaan tauhid. Di antara manfaat tauhid adalah: 1. Tauhid merupakan sebab paling utama terhapusnya dosa dan kesalahan. Dalilnya adalah hadits Anas radhiallahu ‘anhu, beliau berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Allah Ta’ala berfirman: ‘Wahai anak adam, seandainya engkau mendatangi-Ku dengan sepenuh bumi dosa, kemudian engkau menemui-Ku dalam keadaan tidak menyekutukan Aku sedikitpun –yakni beertauhid-, maka Aku akan mendatangimu dengan sepenuh itu pula ampunan’”. (Riwayat Tirmidzi [V/548, no. 3540], Ibnu Majah [II/1255, no.3821], dan Ahmad [V/147, 148, 153, 154, 155]). Demikian pula dengan hadits nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, beliau bersabda: “Siapa yang bersaksi (bersyahadat) bahwa tidak ada tuhan yang disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan (bersaksi) bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, dan bahwa Isa adalah hamba Allah dan Rasul-Nya serta Kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam dan roh dari-Nya, dan (bersaksi) bahwa surga adalah haq, neraka adalah haq; Allah akan masukkan dia ke dalam surga-Nya apapun amal yang ada padanya”. (Riwayat Bukhari [VI/474, no. 3435], Muslim [I/57, no. 28]). Hadits ini menunjukkan bahwa Allah mengampuni dosa-dosa seorang hamba dengan sebab tauhidnya yang murni. Adakah manfaat di akhirat yang lebih besar dari ini? 2. Tauhid membebaskan seorang hamba dari perbudakan makhluk dan ketergantungan, ketakutan dan kepasrahan terhadap mereka serta beramal untuk mereka. Hati seorang yang bertauhid selalu bergantung kepada Rabb-nya, Pencipta langit dan bumi yang di Tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu. Inilah harga diri yang hakiki dan kemuliaan yang agung. Seorang yang bertauhid selalu beribadah hanya kepada Allah, tidak mengharapkan kepada selain-Nya dan tidak takut kecuali kepada-Nya. Sehingga dengan demikian, kesuksesan dan keberhasilannya kian terealisir. 3. Tauhid merupakan satu-satunya sebab untuk mengggapai ridho Allah Ta’ala, cinta dan pahala-Nya. Berbeda dengan syirik yang merupakan sebab turunnya siksa Allah, kemurkaan dan kepedihan azab-Nya. Firman Allah Ta’ala: “Kamu tidak akan mendapat suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah yang beruntung.” (QS. Al-Mujadilah: 22). 4. Tauhid yang telah tertanam mantap dalam hati seseorang hamba akan meringankannya dari segala kesulitan, musibah, kepedihan dan kesedihannya. Jika seseorang menyempurnakan tauhid dan keimanannya, dia akan menghadapi kesulitan dan kepedihannya dengan hati yang sabar, jiwa yang tenang, dan menerima serta ridha dengan taqdir Allah. Allah telah memuji orang yang bertauhid ketika mereka menerima musibah. Allah Ta’ala berfirman: “(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka menggucapkan ‘Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’un’. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat pujian.” (QS. Al-Baqarah: 156-157). Rujukan: Kitab “Tauhid, Urgensi dan Manfaatnya”, yang ditulis oleh DR. Umar bin Su’ud al-‘Ied dan diterbitkan oleh Al-Maktab at-Ta’awuni Lid Da’wah wal Irsyad wa Tau’iyatil Jaliat bi as-Sula